التي لا تتطلب المعرفة يمكن أن تفخر به العلماء وقابلة للنقاش بين الحمقى ومزاج سيئ. لا أن تكون شديدة جدا لظهور العلم في البرلمان (ما بين الاجتماعات) ولجذب الناس لك. مثل أي شخص في ذلك الوقت بالنسبة له جهنم
Jumat, 23 Juli 2010
Rahasia Salat Tahajud
Merajut tali- tali kerinduan dengan sang ilahi , Dengan cinta abadi, yang selalu melekat di dalam hati..
air seluas samudera tidak bisa menghilangkan satu titik dosa tapi satu tetes air mata bisa menghapuskan lautan dosa.
Allah Subhannahu wa Ta'ala Berfirman : "Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan kekhusyuan mereka bertambah". (QS. 17:109)
Firman-Nya yang lain,"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabbnya Yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar" (QS. 67:12)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah; …(dan disebutkan diantaranya) seseorang yang berzikir (ingat) kepada Allah dalam kesendiriannya kemudian air matanya mengalir" ( HR. al-Bukhari, Muslim dan lain-lainya )
Rasulullah bersabda: "Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (yang sudah diminum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya" ( HR.at-Tirmidzi )
Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga air matanya mengalir jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada hari kiamat kelak" (HR. Al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih)
Memperbanyak Do'a agar Allah Ta'ala menganugerahkan karunia-Nya kepada kita agar bisa menangis karena takut padaNya. Hendaklah kita selalu bermunajat pada-Nya dan sungguh-sungguh dalam berdo'a agar kita dijauhkan dari hati yang tidak khusyu' dan mata yang tidak bisa menangis.
Jangan Meremehkan Dosa, karena dosa sekecil apa pun akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Ibnu Mas'ud ra berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan-akan dia berada di bawah sebuah gunung dan dia khawatir kalau gunung itu ditimpakan kepadanya. Sedangkan seorang fasik melihat dosa-dosanya seperti dia melihat seekor lalat yang bertengger di hidungnya.
Tangisnya semakin pecah ketika melantunkan ayat-ayat Suci Al-qur'an
Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu." Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir." (Yaitu) Orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A`raf[7] : 50-51)
Sungguh tangisan merupakan tangisan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala . cintai. Tangisan seperti ini akan semakin mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala .
Dari saat ini mari kita mempertimbangkan air mata yang keluar, jangan sampai keluarnya air mata karena kita tidak mendapatkan keinginan hawa nafsu, jangan sampai kita menangis karena kebatilan. Bijak dalam mengeluarkan air mata merupakan pertanda jernihnya hati dan benarnya iman seorang hamba.
Dari dua dini hari hingga subuh hampir tersentuh, waktu- waktu ini akan kita sambut dengan wajah penuh cahaya. Sepertiga malam terakhir adalah malam yang bertabur mukjizat. Tetesan dan percikan air wudlu yang jatuh membasahi bumi menambah indahnya malam yang penuh keheningan. Tenang dan syahdu. Kita pun mengerjakan shalat tahajud. Shalat yang didirikan setelah terjaga dari tidur.
Lembutnya sinar rembulan disertai desahan angin malam seakan menjadi pernak- pernik saat melakukan sujud yang panjang. Rintihan doa dan deraian air mata yang jatuh menyatu dalam heningnya malam yang syahdu. Para malaikat memuji dan Allah pun memberikan penghargaan kepada ahli- ahli tahajud dengan mempersembahkan sebuah kamar khusus di Surga.
Rosulullah bersabda : “Sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam, dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang- orang yang memerlukannya, menyebarkan salam, serta mendirikan sholat tahajud pada saat manusia terlelap dalam tidur malam”. (HR. At Thabrani dan Al Hakim).
Dinginnya malam dan tetesan embun yang membasahi dedaunan seolah menjadi saksi, bukti kecintaan kita kepada Allah dalam untaian dzikir yang terurai. Malam- malam yang berlalu adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai ketaqwaan. Sungguh sangat menawan, dan para muhsinun pun tidak ingin melewatkannya sehingga wajah mereka bersinar saat menyambut kedatangan Allah pada 1/3 malam yang terakhir.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir, lalu ia berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaKu pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni. (HR. Muslim)
Orang- orang shalih zaman dahulu sangat menjaga shalat malam mereka. Kerinduan mereka akan 1/3 malam adalah hal yang tek terperi. Bahkan, penghujung malam menjadi kenikmatan terbesar mereka. Abu Sulaiman berkata : “Jika bukan karena malam, aku tidak suka untuk tinggal di Dunia ini”. Ibnu Munkadir berucap: “Tidak ada kelezatan Dunia ini, kecuali pada 3 hal, yaitu: qiyamul lail, bertemu dengan saudara seiman, dan shalat berjamaah.
Bagaimana dengan Kita wahai saudaraku ..??
Masihkan kita terpesona dengan hangatnya dekapan malam yang penuh tipuan..?
Sampai kapan kita akan melewatkan malam- malam berharga kita tanpa shalat malam..?
Ingatlah, bahwa Rosulullah pernah bersabda : ”Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya dan beramal untuk bekal setelah ia meninggal. Dan orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan- angan muluk terhadap Allah”. (HR. Abu Dawud). Jadi, lakukanlah apa yang terbaik yang bisa kita lakukan. Tidak hanya untuk Dunia ini, namun juga untuk kehidupan Kita yang lebih baik di tingkat kehidupan berikutnya.
Dari al-Abbâs Bin Abdul Muthallib Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Dua jenis mata yang tidak tersentuh api neraka, (pertama) mata yang menangis (ditengah kesendirian) dimalam hari karena takut pada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan (kedua) mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah." (HR. At-Thabrani)
Dari Zaid Bin Arqom Radhiallaahu anhu , dia berkata, "Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , “Ya Rasulullah dengan apa aku membentengi diri dari api neraka? Rasulullah menjawab, “Dengan air matamu, karena mata yang menangis karena takut pada Allah niscaya neraka tidak akan menyentuhnya selama-lamanya" ( HR. Ibnu Abi Dunya dan Ashbahâny )
Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita termasuk hambaNya yang senantiasa menangis karena takut padaNya.
Yuuk Kita Tahajud malam ini . !!!
Semoga bermanfaat ....
Minggu, 11 Juli 2010
Pemain Terbaik 2010 :
1.adidas Golden Ball: Diego Forlan (Uruguay)
2.adidas Silver Ball: Wesley Sneijder (Netherlands)
...3.adidas Bronze Ball: David Villa (Spain)
Pemain Muda Terbaik 2010:
1.Hyundai Best Young Player: Thomas Muller (Germany)
Pencetak Gol Terbanyak 2010 :
1.adidas Golden Boot: Thomas Muller (Germany) - 5 goals, 3 assists
2.adidas Silver Boot: David Villa (5 goals, 1 assist)
...
3.adidas Bronze Boot: Wesley Sneijder (5 goals, 1 assist)
Kiper terbaik 2010 :
1.adidas Golden Glove: Iker Casillas
(Spain)
Team Fair Play 2010 :
1.Spain(winner)
Gol Terindah :
1. Giovanni VAN BRONCKHORST
Sabtu, 10 Juli 2010
Menelantarkan hati
SERBA SERBI HATI (Sequel Ketiga)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.
Sequel Ketiga
Mentelantarkan Hati
Permintaan seorang sahabat untuk membahas masalah Hati yang Terlantar.
Hati yang terlantar ini dapat disebabkan karena dua faktor :
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
Faktor Internal merupakan faktor dari dalam diri yang mampu membuat hati kita tidak mau melakukan atau memikirkan hal-hal yang berkenaan dengan kewajiban manusia sebagai penjaga diri, alam semesta, sesama manusia dan bersyukur pada-Nya. Faktor internal ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal
Faktor Eksternal merupakan kejadian-kejadian, fenomena, momen atau sebuah tindakan yang kita terima sehingga kita menjadi manusia yang paling tidak berharga, menjadi manusia yang selalu sial, menjadi manusia yang tidak dapat menjadi siapa-siapa, menjadi manusia yang membebani orang lain, menjadi manusia yang hina dan nista, menjadi manusia yang akan kehilangan identitas dan menjadi manusia yang kehilangan jati diri/karakter
Beberapa sebah kita mentelantarkan hati, antara lain :
1. Cinta
2. Harta
3. Pengakuan/apresiasi
Cinta
Kata Doel Sumbang … “cinta itu anugrah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara bila tak ada cinta”. Sepenggal bait dari lagu Doel Sumbang yang saya suka. Betul adanya bahwa cinta akan membuat kita menjadi manusia paling waras sedunia atau menjadi manusia paling edan sedunia. Saat kita berada di tengah keluarga yang saling mencintai, saling menghargai, saling memberi, saling memperhatikan dan saling berkomunikasi, maka kita akan merasa menjadi manusia paling bahagia didunia. Betapa tidak, saat kita kembali kerumah setelah beraktifitas, sambutan keluarga dengan senyum yang tulus, segelas teh manis hangat, sentak riang menyambut kedatangan kita akan membuat kebagiaan dalam diri, hilangnya keletihan dan Hati yang Terpelihara.
Atau saat kita pulang saat liburan semester, disambut senyum ceria orang tua, disambut dengan makanan kesukaan, disambut dengan cerita gembira ala keluarga, didatangi handai tolan dan sebuah penerimaan hangat yang membuat kita kembali bersemangat dan terpacu untuk berprestasi demi keluarga tercinta.
Tentu hal ini akan berbeda dengan kita yang mungkin baru saja mengalami kejadian buruk, misalnya keluarga yang sibuk dengan aktifitas masing-masing, sehingga saat kita kembali setelah beraktifitas, kita mambuka pintu rumah, anggota keluarga kita sedang sibuk sendiri-sendiri dikamar masing-masing. Jangankan sajian makan malam hangat yang lezat, segelas air bening-pun belum tentu kita dapatkan. Keletihan sepanjang hari akan menambah penat dan langkah gontai akan terjadi pada kita.
Harta
Sesuatu yang terukur, dapat dinilai dan kasat mata. Bagi kita yang mengangap bahwa harta adalah pintu menuju kebahagiaan atau kita yang menganggap bahwa harta adalah salah satu penentu tingkat kebahagiaan seseorang, maka keberadaan harta akan memberi pengaruh besar terhadap terjaganya hati. Tetapi, bila suatu saat harta kita berada pada persediaan yang minimum atau kita kehilangan harta, maka akan dapat dipastikan .. kita menjadi limbung seakan langit runtuh
Pengakuan/apresiasi
“ah .. kalau hanya membuat seperti itu saja, anak kecil juga bisa” .. atau “kamu hanya punya IPK 2,8 – aku jelas 3,05. Kamu tidak akan bisa seperti saya” .. atau “masak kamu hanya dapat nilai sekian, lihat angka merahmu ada tiga. Bodoh sekali kamu”. Semuanya memberi arti ketidaakuan atas prestasi yang kita buat, tidak memberi apresiasi yang kita lakukan dan akan membuat kita menjadi manusia nelangsa.
Ketiga hal diatas akan menjadikan kita menterlantarkan hati kita. Kita merasa tidak berguna, merasa tidak diperhatikan, merasa diacuhkan, merasa tidak ada peranannya, merasa terbuang dan akhirnya kita menjadi penyendiri, kita merasa sebagai seorang serdadu yang ditinggal helikopternya sementara dibelakangnya perang menuju dirinya (seperti film RAMBO I). Ketidakkuasaan diri untuk melakukan recovery (perbaikan) akan membuat seluruh tubuh kita menjadi rusak, kita tidak mau lagi menghargai diri, kita tidak mau lagi memelihara tubuh, kita tidak mau menjadi manusia yang berkarya/berprestasi, kita tidak mau lagi menjadi manusia yang seutuhnya, rasa syukur kita akan lenyap dan kegelapan ada dihadapan kita … bergemuruh menuju diri untuk melingkup diri kita dengan kegelapan yang sangat dan abadi, naudzubillahimindzalik.
Tentunya, saat kita menemukan hal-hal yang buruk seperti diatas, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan :
1. Beribadah dan Bersyukur
Ibadah artinya kita berserah diri pada Sang Maha Pemberi, kita menyerahkan seluruh kehidupan kita. Keyakinan kita adalah “Dia tidak akan memberi ujian/cobaan yang tidak dapat dipecahkan hamba-Nya”. Tentunya dalam kondisi ini kita tidak hanya berpasrah diri, kita juga harus berpegang pada satu hal, bahwa “Dia tidak akan merubah nasib kita bila kita tidak mau berusaha merubah nasib kita” disamping tentunya sebuah penjelasan bahwa “keberkahan ada dan datang pada orang-orang yang sabar dan mau berfikir”. Jelaslah bahwa tiga hal yang akan mempermudah kita menuju Hati yang Terpelihara :
a. Ujian yang pasti bisa kita lewati
b. Usaha kita menyelesaikan permasalahan adalah kuncinya
c. Ujian dan usaha itu akan lahir atas dasar kesabaran dan kemauan kita berfikir
Ibadah yang kita lakukan setiap saat akan membuat hati kita terjaga dan kita akan mampu menjawab seluruh permasalahan dengan bantuan-Nya demi perwujudan rasa syukur kita
2. Berfikir Positif
Pemikiran positif yang merajai hidup kita akan membuat kita mampu memelihara hati dan tidak akan membuat hati kita terlantar. Andaikan kita berada pada kepositifan berfikir, maka kita tidak akan nelangsa manakala ucapan-ucapan :
“ah .. kalau hanya membuat seperti itu saja, anak kecil juga bisa”
Kita akan rubah menjadi : “saya harus melakukan lebih baik…” atau
“kamu hanya punya IPK 2,8 – aku jelas 3,05. Kamu tidak akan bisa seperti saya”
Kita akan rubah menjadi : “semoga pengalamanku berorganisasi mampu menjadi nilai tambahku” .. atau
“masak kamu hanya dapat nilai sekian, lihat angka merahmu ada tiga. Bodoh sekali kamu”
Kita akan rubah menjadi : “saya akan merubah tiga nilai merah ini menjadi nilai biru agar saya tiak bodoh lagi”
3. Segera Bangkit dan berubah
Saat kita menemui kejadian yang membuat kita mentelantarkan hati, kita harus segera bangkit dan merubah sikap kita agar hal-hal yang membuat kita terpuruk segera dapat kita rubah dan kita mampu meraih jati diri kita. Misalnya pernah ada seseorang yang merebut hati kita, dan kitapun telah menjatuhkan hati kita padanya, dan tanpa terduga dia lari dari kehidupan kita dan meningalkan luka di hati, kita yang telah menanamkan hati kita padanya akan merasa terluka dan nelangsa sehingga kita akan terlantarkan hati kita. Memang kita tidak akan mampu menipu hati yang telah begitu dalam diberikan, tetapi bukan hal yang mustahil bagi kita untuk kembali seperti dahulu, mengembalikan hati pada keadaan bersih dan sehat, kita harus segera bangkit dan berubah, berubah untuk tidak larut memikirkan dia, berubah untuk tersadar bahwa ada yang mengatur semua ini, dan inilah yang terbaik. Bukan tidak mungkin saat jalinan itu diteruskan kita akan menemui hal-hal yang lebih parah dari sebelumnya. Kita harus bangkit dan tetap berfikir, “Yang Maha Penyayang masih menyayangi aku, andai aku tetap dengannya, mungkin aku akan lebih nelangsa dan aku akan mentelantarkan hati lebih parah”.
Menterlantarkan hati hanya akan membuat kita semakin terpuruk dan tidak mampu berbuat apa-apa, hanya keyakinan dan semangat untuk segera memelihata hati, memberihkan hati, merawat hati dan membuat hati selalu ceria akan mengantarkan kita pada gerbang kebahagiaan
Selalu menunggu pencerahan …
Serba Serbi Hati akan hadir di sequel keempat …
